Contoh Perhitungan Curah hujan dan Laju Erosi
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Manusia hidup dan berkembang
dari generasi ke generasi selanjutnya,
makin berkembangnya kehidupan manusia maka makin banyak kebutuhan bahan pangan yang harus dicukupi oleh manusia
itu sendiri.
Perkembangan manusia dan keadaan
tanah untuk memproduksi bahan pangan tersebut berada dalam keadaan yang tidak
seimbang, yang artinya faktor tanah keadaannya tetap sedang faktor manusia akan
selalu bertambah. Keadaan yang tidak seimbang itu, lebih tidak seimbang lagi
oleh karena perbuatan- perbuatan dan perlakuan- perlakuan manusia itu sendiri.
Saat ini sudah banyak tanah
yang produktif terancam punah, karena kelalaian dari manusia, bahaya erosi yang
akhir- akhir ini banyak terjadi di negeri kita ini telah menurunkan
produktivitas tanah. Bahaya erosi yang menimpa lahan- lahan pertanian serta
penduduk sering terjadi pada lahan-lahan yang memiliki kemiringan lereng lebih
dari 15%.
Menurut istilah ilmu geologi
erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan
oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yanng berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di
dinding-dinding lembah. Air yang mengalir terus-menerus selama jutaan tahun
dapat menggerusbatuan di sekitar seperti yang terjadi pada Grand Canyon di
Amerika. Demikian pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat
meretakkan batuan jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku.
Laju
erosi dapat dicegah dengan melakukan tindakan konservasi tanah. Menurut
Sitanala Arsyad (1989), Konservasi Tanah adalah penempatan setiap bidang tanah
pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukkannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak
terjadi kerusakan tanah. Sedangkan
konservasi Air menurut Deptan (2006) adalah upaya penyimpanan air secara
maksimal pada musim penghujan dan pemanfaatannya secara efisien pada musim
kemarau. Konservasi tanah dan konservasi air selalu berjalan beriringan dimana
saat melakukan tindakan konservasi tanah juga di lakukan tindakan konservasi
air.
B.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk menghitung besarnya erosi permukaan yang terjadi pada daerah
GIRITONTRO dengan menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE).
C.
BAHAN DAN METODE
1.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan
bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain :
Peralatan tulis
menulis
Kalkulator
Peta topografi (
GIRITONTRO ) skala 1 : 50.000
Data hujan (Curah
Hujan , Hari Hujan , dan hujan maksimum )
Data unsur tanah (
tekstur , struktur , bahan organik dan permeabilitas )
Data penggunaan
lahan
2.
Cara kerja
Besarnya
erosivitas permukaan dihitung dengan metode Universal Soil Loss Equation (USLE)
:
A = R x K x LS x CP
A : Jumlah erosi permukaan
dalam ton/ha/thn
R : Faktor ersoivitas ( ton/ha )
K : Faktor erodibilitas (kisaran antara 0 – 1 )
LS : Faktor panjang
dan kemiringan lereng
CP: Faktor tanaman dan teknik pengelolaan
a. Faktor Erosivitas
Faktor erosivitas bulanan dihitung dengan rumus
Bols, sebagai berikut:
Ket :
RM :
Erosivitas bulanan
(Rain) :
Curah hujan pada bulan yang bersangkutan (cm)
(Days) :
Jumlah hari hujan pada bulan yang bersangkutan
(Max.Rain) :
Hujan harian maks. Bulan yang bersangkutan (cm)
b. Faktor Erodibilitas
Faktor erodibilitas dihitung berdasarkan hasil analisa
sampel tanah, variabel tanah yang digunakan untuk perhitungan adalah: tekstur,
struktur, kandungan bahan organik dan permeabilitas tanah. penentuan faktor
erodibilitas, menggunakan NOMOGRAF dari Wischmeier dan Scmith. Cara penggunaan
nomograf adalah sebagai berikut:
1) Prosentase debu dan pasir sangat halus yang
sudah diketahui, ditetapkan pada titik yang sesuai pada sumbu tegak sebelah
kiri nomograf
2) Dari titik tersebut tariklah garis horizontal
hingga memotong garis prosentase pasir yang sesuai
3) Dari titik potong ini, tarik garis vertikal,
hingga memotong garis klas bahan organik yang sesuai
4) Dari titik potong ini, tarik garis horizontal
ke kanan hingga memotong garis klas struktur tanah
5) Dari titik potong ini, tarik garis vertikal ke
bawah hingga memotong garis klas permeabilitas tanah yang sesuai
6) Dari titik potong tersebut, tarik garis
horizontal ke kiri hingga memotong garis skala nilai faktor erodibilitas
NOMOGRAF PENENTUAN NILAI K
Jika jumlah kadar debu dan kadar pasir dalam
tekstur tanahnya ≤70% maka digunakan rumus Hammer :
K =
Ket:
K :
Faktor erodibilitas
M :
Parameter ukuran butir
( % debu + % pasir sangat halus) (100 - %
liat)
a :
% bahan organik (% C-organik x 1,724)
b :
Nilai struktur tanah
c : Nilai
permeabilitas tanah
Tabel 1. Kelas
Kandungan C-organik
Kelas
|
C-organik
|
Nilai
|
Sangat
rendah
|
< 1
|
0
|
Rendah
|
1-2
|
1
|
Sedang
|
2,1-3
|
2
|
Tinggi
|
3,1-5
|
3
|
Sangat
tinggi
|
>5
|
4
|
Sumber : Hardjowigeno, 1995.
Tabel 2. Penilaian
Struktur Tanah
Tipe Struktur
|
Nilai
|
Granular
sangat halus
|
1
|
Granular
halus
|
2
|
Granular
sedang dan kasar
|
3
|
Gumpal
lempeng, pejal
|
4
|
Sumber : Hardjowigeno, 1995.
Tabel 3. Penilaian
Permeabilitas Tanah
Kelas Permeabilitas
|
cm/jam
|
Nilai
|
Cepat
|
>25,4
|
1
|
Sedang-Cepat
|
12,7-25,4
|
2
|
Sedang
|
6,3-12,7
|
3
|
Sedang-Lambat
|
2,0-6,3
|
4
|
Lambat
|
0,5-2,0
|
5
|
Sangat
Lambat
|
<0,5
|
6
|
Sumber : Hardjowigeno, 1995.
c.
Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng
Penentuan
faktor panjang dan kemiringan lereng berdasarkan perhitungan kemiringan lereng
dari peta topografi, dengan cara membuat jaring-jaring berjarak tertentu.
Selanjutnya kemiringan lereng dihitung berdasarkan rumus:
S =
Ket: S :
kemiringan lereng dalam %
N :
jumlah kontur yang memotong diagonal jaring-jaring
Ci :
kontur interval dalam meter ( 25m pada peta
pengamatan)
a :
panjang jaring-jaring dalam meter ( 1000 m )
Berdasarkan
pengukuran kemiringan lereng dari peta topografi, tentukan nilai faktor LS
sesuai tabel berikut ini:
Tabel 4. Penilaian
Kelas Kelerengan (LS)
Kemiringan Lereng (%)
|
Nilai LS
|
0-8
|
0,25
|
>8-15
|
1,20
|
>15-25
|
4,25
|
>25-45
|
9,50
|
>45
|
12,00
|
Sumber : Hardjowigeno, 1995.
d.
Faktor Tanaman dan Teknik Pengelolaan
Nilai
faktor tanaman dan teknik pengelolaan dihitung berdasarkan jenis pengggunaaan
lahan dan teknik pengelolaan yang ada disesuaikan dengan tabel indeks
pengelolaan tanaman dan tabel indeks konservasi tanah.
Tabel 5 Klasifikasi Erosi Permukaan
Kelas
|
Jumlah Erosi
Permukaan (ton/ha/th)
|
Keterangan
|
I
|
|
Sangat
Ringan
|
II
|
>15-60
|
Ringan
|
III
|
>60-180
|
Sedang
|
IV
|
>180-480
|
Berat
|
V
|
>480
|
Sangat
Berat
|
Sumber : Dept. Kehutanan (1998)
PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan dan Perhitungan
1.
Perhitungan erosivitas
Sebelum melakukan perhitungan
mengenai faktor erosivitas, maka perlu dicari terlebih dahulu curah hujan
rata-rata setiap bulannya selama 7 tahun yakni dari tahun 2003 sampai dengan
tahun 2009, rata-rata hari hujan tiap bulan serta rata – rata curah hujan
maksimum yang terdapat pada data curah hujan (terdapat pada lampiran) .
a.
Rerata Curah Hujan Bulanan (Rain / CH)
Rumus Dasar
1)
Januari :
2)
Februari :
3)
Maret :
4)
April :
5)
Mei :
= 15,97cm
6)
Juni :
7)
Juli :
8)
Agustus :
9)
September :
10)
Oktober :
11)
November :
12)
Desember :
b.
Rerata Hari Hujan Bulanan (Days / Hh)
Rumus Dasar
1)
Januari :
2)
Februari :
3)
Maret :
4)
April :
5)
Mei :
6)
Juni :
7)
Juli :
8)
Agustus :
9)
September :
10)
Oktober :
11)
November :
12)
Desember :
c.
Rerata Hujan Maksimal Bulanan (Max.Rain / Mh)
Rumus Dasar
1)
Januari :
2)
Februari :
3)
Maret :
4)
April :
= 4,6 cm
5)
Mei :
6)
Juni :
7)
Juli :
8)
Agustus :
9)
September :
10)
Oktober :
= 4,03 cm
11)
November :
12)
Desember :
Masukkan semua nilai ke dalam Rumus Bols :
Rbulanan (RM) = 6,119 (Rain)m1,21
x (Days)m0,47 x (Max.Rain)m0,53
|
-
-
-
-
Rapr = 6,119 (17,886)1,21 x (12)-0,47 x (4,6)0,53
= 139,26
-
Rmei = 6,119 (15,971)1,21 x (11)-0,47 x (3,3)0,53
= 105,2
-
Rjuni = 6,119 (11,729)1,21 x (9)-0,47 x (2,7)0,53
= 73,35
-
Rjuli = 6,119 (9,571)1,21 x (7)-0,47 x (2,6)0,53
= 62,49
-
Ragst = 6,119 (7,571)1,21 x (6)-0,47 x (2,4)0,53
= 48,45
-
Rsep = 6,119 (9,843)1,21 x (9)-0,47 x (2,8)0,53
= 60,63
-
Rokt = 6,119 (19,0)1,21 x (15)-0,47 x (4,0)0,53
= 125,66
-
Rnop = 6,119 (24,114)1,21 x (16)-0,47 x (4,9)0,53
= 180,33
-
Rdes = 6,119 (31,471)1,21 x (22)-0,47 x (5,8)0,53
= 232,12
Erosivitas tahunan
yang digunakan dalam perhitungan erosi diperoleh dari penjumlahan erosivitas
bulanan yaitu :
Rsep + Rokt
+ Rnov + Rdes
Rtahunan = 258,6 + 240,87 +
273,2 + 139,26 + 105,2 + 73,35 + 62,49 + 48,45 + 60,63 + 125,66 + 180,33 +
232,12
= 1800,16
2.
Erodibilitas
Penentuan
indeks faktor erodibilitas tanah ditetapkan dengan menggunakan Nomograf dan RUMUS Hammer.
Namun Rumus Hammer digunakan apabila jumlah kadar debu dan kadar pasir dalam
tekstur tanahnya ≤ 70%.
Pada
pengamatan ini , jumlah kadar debu dan pasir kelompok kami antara lain :
27,37 ( % pasir ) + 64,89 (% debu dan pasir sangat halus ) = 92,26 %
Maka jumlah kadar debu dan pasir > 70% , maka kami hanya menggunakan
NOMOGRAF .
Tabel
1. Kelas kandungan C-Organik
Kelas
|
C-organik
|
Nilai
|
Sangat rendah
|
< 1
|
0
|
Rendah
|
1 – 2
|
1
|
Sedang
|
2,1 – 3
|
2
|
Tinggi
|
3,1 – 5
|
3
|
Sangat tinggi
|
> 5
|
4
|
Sumber :
Hardjowigeno, 1995. Ket : warna merah
menunjukkan nilai yang di amati
Table
2. Penilaian struktur tanah
Tipe
struktur
|
Nilai
|
Granula
sangat halus
|
1
|
Granula halus
|
2
|
Granula
sedang dan kasar
|
3
|
Gumpal,
lempeng, dan pejal
|
4
|
Sumber :
Hardjowigeno, 1995. Ket : warna kuning menunjukkan nilai yang di amati
Table
3. Penilaian permeabilitas tanah
Kelas
permebilitas
|
Cm/jam
|
Nilai
|
Cepat
|
> 25,4
|
1
|
Sedang –
cepat
|
12,7 – 25,4
|
2
|
Sedang
|
6,3 – 12,7
|
3
|
Sedang –
lambat
|
2,0 – 6,3
|
4
|
Sangat lambat
|
0,5 – 2,0
|
5
|
|
< 0,5
|
6
|
Sumber :
Hardjowigeno, 1995.
Berdasarkan cara Nomograf , maka di dapatkan nilai K
adalah 0,49 (pencarian nilai K dapat dilihat pada lampiran 4).
3.
Faktor panjang dan kemiringan lereng (LS)
Penentuan faktor panjang
dan kemiringan lereng berdasarkan perhitungan kemiringan lereng dari peta
topografi, dengan cara membuat jarring-jaring berjarak tertentu, selanjutnya
kelerengan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
RUMUS DASAR:
-
Jumlah
petak pada peta topografi yang di amati adalah 24 petak, atau luas areal yang diamati
adalah 12cm x 8 cm = 96 cm2. Skala = 1 : 50.000. jadi
luas areal yang sebenarnya adalah 4.800.000cm2. Maka luas areal
pengamatan yang sebenarnya adalah 0,048 ha.
-
Kountur
interval (Ci) : 25 m
-
Panjang
jaring-jaring : 2 cm = 0,02 m
Jumlah kountur yang memotong
diagonal jaring-jaring (N)
Dik :
Ci = 25 m
a = 1000 m
Perhitungan
nilai S
·
S1 (N = 2)
S =
=
= 1,77%
·
S2 (N = 4)
S =
=
= 5,30%
·
S3 (N=2)
S =
=
= 1,77%
·
S4 (N=1)
S
=
=
% = 0%
·
S5 (N=0)
S
=
=
%
= -1,77%
·
S6 (N=1)
S =
=
%
= 0%
·
S7 (N = 4)
S =
=
= 5,3%
·
S8 (N=2)
S
=
=
=
1,77%
·
S9 (N=1)
S =
=
=
0%
·
S10 (N=0)
S
=
=
%
= -1,77%
·
S11(N=0)
S
=
=
%
= -1,77%
·
S12(N=1)
S =
=
=
0%
·
S13(N=4)
S =
=
= 5,30%
·
S14(N=2)
S
=
=
=1,77%
·
S15(N=2)
S
=
=
=
1,77%
·
S16(N=1)
S =
=
=
0%
·
S17(N=0)
S
=
=
%
=
-1,77%
·
S18(N=0)
S
=
=
%
=
-1,77%
·
S19(N=2)
S
=
=
=
1,77%
·
S20(N=1)
S =
=
=
0%
·
S21(N=1)
S =
=
= 0%
·
S22(N=1)
S =
=
=
0%
·
S23(N=1)
S =
=
= 0%
·
S24(N=0)
S
=
=
%
=-1,77%
Stotal =
=
Tabel
4. Penilaian kelas kelerengan (LS)
Kemiringan
lereng (%)
|
Nilai
LS
|
0 – 8
|
0,25
|
> 8 – 15
|
1,20
|
> 15 – 25
|
4,25
|
> 25 – 45
|
9,50
|
> 45
|
12,00
|
Sumber :
Hardjowigeno, 1995.
Ket : nilai yang berwarna merah adalah hasil yang diamati
4.
Faktor tanaman dan teknik pengelolaan (CP)
Nilai
faktor tanaman dan teknik pengelolaan dihitung berdasarkan jenis penggunaan
lahan dan teknik pengelolaan yang ada disesuaikan dengan tabel indeks
pengelolaan tanaman dan tabel indeks konservasi tanah (lihat tabel 5 dan tabel
6).
-
Jenis
penggunaan lahan dominan :
·
Kebun campuran, kerapatan sedang → indeks pengelolaan tanaman
(faktor C) = 0,10.
·
Tanpa tindakan konservasi
Karena
dari data pengamatan menunjukan teknik konservasi tanah (faktor P) tanpa
tindakan konservasi maka nilai indek konservasi tanah (faktor P) adalah P = 1.
Lahan ini berpotensi sangat besar untuk tererosi dengan faktor pengelolaan
tanaman (faktor C) berupa kebun campuran dengan kerapatan sedang, maka C = 0,10
dan P = 1, maka nilai CP adalah :
CP =
C x P = 0,10 x 1 = 0,10
A = R x K x Ls x Cp
Dimana
R = 1800,16 cm
K = 0,49
Ls = 0,25
A =
1800,16 x 0,49 x 0,25 x 0,10
=
22,05 ton/ha/tahun
TABEL 7. KLASIFIKASI EROSI
PERMUKAAN
KELAS
|
JUMLAH
EROSI PERMUKAAN (Ton/Ha/Th)
|
KETERANGAN
|
I
|
Sangat ringan
|
|
II
|
> 15 – 60
|
Ringan
|
III
|
> 60 – 180
|
Sedang
|
IV
|
> 180 – 480
|
Berat
|
V
|
> 480
|
Sangat berat
|
Sumber : Dept. Kehutanan , 1998. warna merah menunjukkan nilai yang di dapat.
Maka klasifikasi
erosi permukaan ini berdasarkan table di atas adalah termasuk dalam Kelas
II,
Tingkat Erosi permukaan Ringan terletak antara 15 Ton/Ha/Th – 60
Ton/Ha/Th.
B. PEMBAHASAN
Erosi adalah suatu proses penghancuran
tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh
kekuatan air, angin, gletser atau gravitasi. Dalam
studi ini bentuk lahan dapat digunakan sebagai bahan
untuk kajian proses erosi yang ada di daerah penelitian. Bentuk lahan di daerah
GIRITONTRO dapat diketahui dengan interpretasi peta
topografi skala 1: 50.000.
Laju pelapukan tanah
memang susah diukur secara tepat, namun dengan beberapa pendekatan, para
pakar geologi telah sepakat bahwa untuk membentuk lapisan tanah setebal
25 mm pada lahan-lahan alami dibutuhkan waktu kurang lebih 300 tahun
(Bennet, 1939). Oleh karena itu , laju erosi perlu dihambat dengan melakukan
tindakan konservasi pada lahan-lahan yang kritis.
Sebelum melakukan
tindakan konservasi , kita harus mengetahui terlebih dahulu tingkat erosi yang
terjadi pada suat lahan tersebut.
Pada pengamatan ini kami
menggunakan peta di mana peta satuan lahan ini yang digunakan
sebagai satuan pemetaan sekaligus sebagai satuan evaluasi
dan sebagai dasar untuk penentuan dan pengambilan sampel. Setelah peta satuan
lahan terwujud kemudian ditentukan sampel-sampelnya dan dilakukan kerja
lapangan. Data yang diambil dari lapangan (data primer) adalah kemiringan
lereng erosi, panjang lereng erosi, erodibilitas tanah, penutupan lahan,
tindakan konservasif, dan struktur tanah serta uji laboratorium yang meliputi
tekstur tanah, kandungan bahan organik dan permeabilitas tanah. Pengumpulan
data sekunder adalah data : curah hujan bulanan, jumlah hari hujan rata-rata
bulanan, curah hujan maksimum untuk mengetahui erosivitas hujan.
Sitanala Arsyad (1989) dalam buku:
“Konservasi Tanah dan Air”, menguraikan cara memprediksi laju erosi pada suatu
bidang tanah menggunakan model parametrik yang dikembangkan oleh Wischmeier dan
Smith (1978) yang disebut The Universal Soil Loss Equation (USLE).
Prediksi laju erosi menggunakan model USLE dilakukan dengan cara mengelompokkan
faktor-faktor erosi yang mempengaruhi laju erosi ke dalam enam perubah, yang
nilainya untuk setiap tempat dapat dinyatakan secara numerik. Persamaan
tersebut adalah A = RKLSCP, dengan R (erosivitas), K (erodibilitas tanah), L
(panjang lereng), S (kemiringan lereng), C (pengelolaan tanaman), dan P
(pengelolaan lahan).
Berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan jumlah erosi permukaan dalam (Ton/Ha/Th) maka nilai Jumlah erosi
permukaan (A) = 22,05 Ton/Ha/Th.
Tabel Nilai Rata-rata faktor dalam penghitungan
kehilangan tanah.
Daerah
pengamatan
|
Faktor (R)
|
Faktor
(K)
|
Faktor
(LS)
|
Faktor
(C)
|
Faktor
(P)
|
Erosi (Ton/Ha/Th)
(A)
|
1800,16
|
|
0,25
|
0,10
|
1
|
22,05
|
1.
Faktor
erosivitas (R)
Erosivitas Hujan merupakan kemampuan hujan untuk mengerosi tanah. Semakin
tinggi nilai erosivitas hujan suatu daerah, semakin besar pula kemungkinan
erosi yang terjadi pada daerah tersebut. Untuk membuat peta erosivitas hujan
diperlukan data hujan dari stasiun penakar hujan di seluruh daerah penelitian
dan sekitarnya beserta koordinat geografis dari stasiun tersebut.
Data curah hujan yang diperlukan adalah curah hujan bulanan, jumlah
hari hujan dalam satu bulan, dan jumlah curah hujan maksimum dalam bulan
tersebut. Erosivitas hujan bulanan dihitung dengan rumus Bols (1978) sebagai
berikut :
Rm
= 6,119 (Rainm)1,21 x (Daysm)0,47 x
(max.Rainm)0,53
Dimana Rm
adalah indeks erosivitas hujan bulanan, Rainm adalah curah hujan
rata-rata bulanan dalam cm, daysm adalah jumlah hari hujan rata-rata
dalam satu bulan, dan max.Rainm adalah rata-rata curah hujan
maksimum dalam bulan tersebut dalam cm. Erosivitas tahunan yang digunakan dalam
perhitungan erosi diperoleh dari penjumlahan erosivitas bulanan.
Pada
hasil pengamatan dan perhitungan diatas, menunjukkan bahwa faktor R penyebab
erosi adalah sebesar 1800,16
dan Curah hujan bulanan rata-rata yang paling besar selama 7 tahun adalah pada bulan Maret sebesar 48,825 cm/th, dan paling kecil pada bulan Juli sebesar 9,571 cm/th. Rata-rata Jumlah hari hujan yang paling besar
selama 7 tahun pada bulan Desember sebesar 22,4 hari dan yang paling kecil adalah pada bulan Agustus sebesar 5,71 hari. Serta rata-rata hujan harian maksimum yang besar selama 7 tahun terjadi pada bulan Desember
sebesar 5,78 cm/th, dan yang kecil pada bulan Juli sebesar 2,6 cm/ha.
2.
Faktor
erodibilitas (K)
Erodibilitas
tanah merupakan kepekaan tanah terhadap erosi. Semakin tinggi nilai
erodibilitas suatu tanah semakin mudah tanah tersebut tererosi. Untuk
menghitung nilai erodibilitas tanah diperlukan data kandungan liat, debu, pasir
halus, bahan organik tanah, harkat struktur dan permeabilitas tanah. Daerah
penelitian dibagi menjadi beberapa unit lahan dalam hal ini digunakan jenis
tanah sebagai basis pembagian, dengan asumsi bahwa pada jenis tanah yang
berbeda, nilai erodibilitasnya juga berbeda.
-
Nomograf
(Wischmeier dan scmith)
Nomograf
digunakan dari 0 – 100 % dan paling akurat dari rumus dan tidak mempunyai
batasan. Cara penggunaan metode ini dapat dilihat di halaman sebelumnya, nilai
faktor erodibilitas (K) adalah sebesar 0,49.
3.
Faktor
panjang dan kemiringan lereng (LS)
Panjang dan
kemiringan lereng erosi adalah panjang dan kemiringan lereng yang dihitung
mulai dari titik awal aliran permukaan sampai suatu titik pada saat air masuk
ke dalam saluran atau sungai, atau pada suatu keadaan kemiringan lereng
berkurang sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran air berubah. Indeks faktor
L dan S dihitung sekaligus berupa faktor LS. LS adalah rasio antara besarnya
erosi dari sebidang tanah dengan panjang lereng dan kecuraman lereng tertentu
terhadap besarnya erosi dari tanah.
Dari hasil pengamatan dan perhitungan menunjukan nilai faktor
kemiringan lereng adalah 0,6625%, jika dikonversikan berdasarkan
Tabel.4. Penilaian kelas kelerangan (LS) adalah 0,25. Karena berdasarkan peta
topografi yang diamati luas areal adalah 0,048
ha, dengan panjang jaring-jaring 2 cm dipeta.
4.
Faktor tanaman dan teknik pengelolaan
Nilai faktor tanaman dan teknik pengelolaan
dihitung berdasarkan jenis penggunaan lahan dan teknik pengelolaan yang ada
disesuaikan dengan tabel indeks pengelolaan tanaman dan tabel indeks konservasi
tanah (lihat tabel 5 dan tabel 6).
-
Perhitungan
C tahunan rata-rata pada setiap satuan lahan ditentukan berdasarkan masa
tanaman dengan menggunakan indeks rata-rata seimbang. Berdasarkan data yang
diamati dengan Kebun campuran, kerapatan sedang →
indeks pengelolaan tanaman (faktor C) = 0,10.
-
Konservasi
tanah (faktor P) dari data yang diamati karena tanpa tindakan konservasi maka
nilai indeks konservasi tanah adalah 1.
Karena dari data
pengamatan menunjukan teknik konservasi tanah ( faktor P) tanpa tindakan
konservasi maka nilai indek konservasi tanah ( faktor P ) adalah P = 1. Lahan ini berpotensi sangat besar
untuk tererosi dengan faktor pengelolaan tanaman (faktor C) berupa kebun
campuran dengan kerapatan sedang, maka C = 0,10 dan P = 1, maka nilai CP adalah
:
CP
= C x P = 0,10 x 1 = 0,10
C.
KESIMPULAN
Dari hasil
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tindakan konservasi tanah mampu menekan
aliran permukaan dan erosi.
2. Berdasarkan hasil pengamatan dan
perhitungan menunjukkan rata-rata curah hujan yang tinggi terjadi pada bulan Maret dengan besar 48,825 cm/th. dan paling kecil pada bulan Juli sebesar 9,571 cm/th. Rata-rata Jumlah hari hujan yang paling besar selama 8
tahun pada bulan Desember sebesar 22,4 hari, dan yang paling kecil
adalah pada bulan Agustus sebesar 5,71 hari. Serta rata-rata hujan harian
maksimum yang besar selama 8 tahun terjadi pada bulan Desember sebesar 5,78 cm/th, dan yang kecil pada bulan Juli sebesar 2,6
cm/ha.
3. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya erosi menunjukkan besarnya erosi permukaan tanah (A) adalah 22,05 Ton/Ha/Th, dan masuk ke dalam kelas II
dengan bahaya erosi ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S., 2000, Konservasi Tanah dan
Air, IPB Press, Bogor.
Putra Pamungkas . 2006 .
Mengulas Bahaya Erosi. http://klastik.wordpress.com/2006/12/01/erosi/. Di Akses tanggal 3 April 2012 jam 14.24
http://staff.ui.ac.id/internal/132058696/publikasi/Teknologipengendalianerosi.doc
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/Fenomena.Alam/Erosi/semua.html
…….Buku petunjuk praktikum Konservasi Tanah
Dan Air. 2010.
Arigatou
BalasHapussama2 :)
BalasHapusit's a good...
BalasHapusmaaf ka saya mau tanya . kalo menggunakan rumus lenvain itu contoh menghitungnya gmn ya?
BalasHapussaya cuman punya data curah hujan bulanan saja selama periode 2011-2015